Hari demi
hari, kurangkai bibir tak hanya di bibir, tapi juga di hati. Meski kutahu,
mungkin tak utuh sepanjang waktu, karena rapuhku. Padahal semestinya dzikir tak
pernah terusir, bahkan di saat fikir dan ikhtiar menjalankan tugasnya, dari
awal hingga akhir.
Saat tubuh merebah, baru Cinta menumbuh. Tersadar akan dosa kecil dan besar, dosa yang nyata dan tersamar. Entah kenapa harus demikian. Kenapa harus disadarkan dengan teguran. Padahal tak semestinya menunggu nikmat sehat diangkat, lalu saat sakit baru Cinta kembali tertaut.
Saat tubuh merebah, baru Cinta menumbuh. Tersadar akan dosa kecil dan besar, dosa yang nyata dan tersamar. Entah kenapa harus demikian. Kenapa harus disadarkan dengan teguran. Padahal tak semestinya menunggu nikmat sehat diangkat, lalu saat sakit baru Cinta kembali tertaut.